KELOMPOK TANI LUAK PAGA SAIYO IKUT BERPARTISIPASI AKTIF MENJALANKAN BERBAGAI PROGRAM PEMERINTAH DIBIDANG PERTANIAN GUNA MEWUJUDKAN MASYARAKAT TANI YANG MAKMUR DAN SEJAHTERA!

Kebun Bibit Rakyat (KBR)

   


     Kelompok Tani Luak Paga Saiyo merupakan satu satunya kelompok tani di Batu Basa yang mendapat kepercayaan dari Dinas Perkebunan Rokan  - Riau untuk melaksanakan pembibitan dalam program Kbr di Nagari Batu Basa Kecamatan Pariangan mendapat kepercayaan di bulan April 2019, pada Desember 2019 hasil dari pembibitan ini telah dirasakan manfaatnya khususnya untuk anggota Kelompok Tani Luakpaga Saiyo, umumnya untuk masyarakat sekitar yang mendapat jatah berupa bibit yang telah siap untuk ditanamkan. Diantara jenis bibit tersebut adalah :  Cengkeh, Durian, Petai, Pinang, Surian dan Alpokat.
     Seperti diketahui bahwa, Kebun Bibit Rakyat (KBR) merupakan salah satu program prioritas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2010. Dalam Peraturan Menteri LHK P.88/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/8/2018 tentang Kebun Bibit Rakyat, KBR adalah kegiatan pembuatan bibit tanaman hutan penghasil kayu dan hasil hutan bukan kayu (HHBK), yang dikelola oleh lembaga desa/kelompok adat/kelompok masyarakat/ kelompok tani hutan perhutanan sosial, beranggotakan baik laki-laki dan/atau perempuan yang pembiayaannya bersumber dari dana pemerintah dan dipergunakan untuk penanaman sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat pada kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan. (skr/es)

SEKOLAH LAPANG KAKAO

     Kelompok Tani Luak Paga Saiyo sejak 6 Oktober 2015 melaksanakan Sekolah Lapang Kakao yang bertempat di 2 demplot yaitu Untuk Sekolah Lapang bertempat di demplot Bpk Drs.H.J.Dt.Mudo di Parak - Batu Basa, sedangkan untuk materi Rehab Kebun dilaksanakan di demplot Bpk Zul Amri degan lokasi di Tabek Tindawan - BatuBasa.
Sekolah Lapang kakao ini adalah atas kerjasama pemerintah daerah dalam hal ini adalah Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tanah Datar dengan Swisscontact dengan jumlah peserta 25orang.
     Ini merupakan kali keduanya Batubasa mengadakan Sekolah lapang Kakao bersama Swisscontact, karena sebelumya pada tahun 2014 yang lalu juga telah diselenggarakan acara yang sama yang disponsori oleh Kelompok Tani Maju Bersama. 

KELOMPOK TANI LUAK PAGA SAIYO MENDAPAT BANTUAN MESIN BAJAK

     Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tanah Datar memberikan bantuan Hand Tractor (Mesin Bajak) senilai Rp 9.600.000.- kepada Kelompok Tani Luak Paga Saiyo. Mesin dengan dengan kemampuan 6,5PK tersebut tiba diBatuBasa pada hari Rabu tanggal 20 November 2013.  Bantuan tersebut bukan dapat begitu saja namun harus mampu melaksanaan Program System of Rice Intensification (SRI) yang diterapkan pemerintah kepada Kelompok Tani Luak Paga Saiya di BatuBasa dan tentu diharapkan mampu menunjang percepatan pengolahan pertanian dan peningkatan hasil pertanian sehingga berujung pada kesejahteraan masyarakat tani khususnya Poktan Luak Paga Saiyo.  Ini tentu dapat sebagai pemicu kelompok untuk semakin giat dengan berbagai kegiatan taninya. Dan ditahun tahun mendatang kelompok tani Luak Paga Saiyo bertekad untuk dapat menyelesaikan berbagai program pemerintah dan terus maju menyongsong era globalisasi khususnya dibidang pertanian. Semoga..!

Sosialisasi Metode SRI ( System of Rice Itensification )


Pengenalan metode pertanian modern yang sejalan dengan metode sebelumnya yaitu TPS (Tanam Padi Sebatang) oleh Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar berlangsung di Aula Kantor Bupati Tanah Datar pada hari Rabu tanggal 10 April 2013
Lebih kurang 200 peserta yang hadir pada acara tersebut terdiri dari Ketua-ketua Kelompok Tani di Tanah Datar, PPL yang ada disetiap Nagari yang terdiri dari 12 Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar  Beberapa Nara sumber diantaranya Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan  Tanah Datar Bapak Ir.Edi Arman, Kepala Seksi Pengelolaan Lahan dan Air Propinsi Sumatera Barat Bapak Ir.Jamalus dan juga hadir Bapak Ir.Suryadi dari Propinsi  Sumatera Barat, Bapak Rum dan Ibuk Yel  dari dinas Pertanian Tanah Datar.
“Tidak semua Kelompok Tani yang ada di Tanah Datar  ikut serta melaksanakan program tersebut  karena dari ribuan Kelompok Tani yang ada di Kabupaten Tanah Datar hanya 100 Kelompok saja yang melaksanakannya. Ini adalah Kelompok yang terpilih dan terpercaya diTanah Datar tahun 2013 ini untuk melaksanakan Pengelolaan Tanam Terpadu,  untuk itu harus dilaksanakan sesesuai  sebaik-baiknya sesuai dengan program dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapai mencapai sasaran yaitu peningkatan hasil pertanian dan kesejahteraan bagi masyarakat tani hendaknya” kata Bapak Edi Arman dalam kata pengarahannya.
“Cara bertani padi secara SRI (System of Rice Intensification) selain untuk meningkatkan produksi padi dengan memanfaatkan bahan-bahan organik yang ramah lingkungan, relatif murah, mudah diperoleh, juga untuk memperbaiki struktur maupun kondisi lahan persawahan secara perlahan  dalam berkesinambungan. Artinya dengan ber SRI, kita bukan saja dapat mempertahankan tingkat produktifitas padi yang tinggi, tetapi juga memperbaiki struktur tanah sawah tambahnya.  Dulu masih segar dalam ingatan kita begitu mudah mendapatkan cacing atau pun belut sawah karena lahan sawah masih banyak humus dan subur tapi sekarang hal itu sudah sulit kita jumpai” kenang Bapak Edi Arman.
Pembakaran jerami yang masih sering dilakukan oleh para petani juga jadi perhatian khusus bagi Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tanah Datar tersebut dengan berharap agar petani tidak lagi melakukan pembakaran jerami karena kembalikanlah hak tanah untuk tanah, walaupun masih ada yang kesulitan untuk membuat pupuk kompos minimal dipotong dan  tebarkan kembali kesawah sebelum membajak.
Berbagai masalah pertanian khususnya mengenai SRI ini juga ditanyakan oleh beberapa Ketua Kelompok dalam forum tanya jawab yang dibuka. Semua mendapat jawaban yang lugas dan memuaskan dari para nara sumber.  Petani hanya merasa terbentur dan sedikit terkendala mengenai  pembelanjaan uang negara tersebut memang harus sesuai dengan prosedur dan ketentuan. Contohnya  pembelanjaan untuk alat yang harus sesuai dengan SNI (Standard Nasional Indonesia) dan harus sudah lulus uji rekomendasi dari Dinas Pertanian. Padahal selain dari Tractor juga dibutuhkan alat untuk pemotong jerami , namun alat ini tidak efektif dan efisien karena hanya mampu memotong jerami 25kg/jam maka untuk jerami yang dalam jumlah banyak tentu memakan waktu yang sangat lama, maka solusinya adalah menggunakan mesin pemotong rumput yang dimodifikasi sekian rupa sehingga kecepatan dan pengerjaannya sangat efektif sedangkan alat ini belum lagi mendapatkan rekomendasi dari Dinas pertanian.
Namun demikian pada akhir acara para Ketua kelompok Tani bersama PPL dan Dinas Pertanian sepakat untuk menyukseskan Program SRI ini di Tanah Datar.
By ZUL AMRI

Sosialisasi Metode SRI ( System of Rice Itensification )


Pengenalan metode pertanian modern yang sejalan dengan metode sebelumnya yaitu TPS (Tanam Padi Sebatang) oleh Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar berlangsung di Aula Kantor Bupati Tanah Datar pada hari Rabu tanggal 10 April 2013
Lebih kurang 200 peserta yang hadir pada acara tersebut terdiri dari Ketua-ketua Kelompok Tani di Tanah Datar, PPL yang ada disetiap Nagari yang terdiri dari 12 Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar  Beberapa Nara sumber diantaranya Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan  Tanah Datar Bapak Ir.Edi Arman, Kepala Seksi Pengelolaan Lahan dan Air Propinsi Sumatera Barat Bapak Ir.Jamalus dan juga hadir Bapak Ir.Suryadi dari Propinsi  Sumatera Barat, Bapak Rum dan Ibuk Yel  dari dinas Pertanian Tanah Datar.
“Tidak semua Kelompok Tani yang ada di Tanah Datar  ikut serta melaksanakan program tersebut  karena dari ribuan Kelompok Tani yang ada di Kabupaten Tanah Datar hanya 100 Kelompok saja yang melaksanakannya. Ini adalah Kelompok yang terpilih dan terpercaya diTanah Datar tahun 2013 ini untuk melaksanakan Pengelolaan Tanam Terpadu,  untuk itu harus dilaksanakan sesesuai  sebaik-baiknya sesuai dengan program dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapai mencapai sasaran yaitu peningkatan hasil pertanian dan kesejahteraan bagi masyarakat tani hendaknya” kata Bapak Edi Arman dalam kata pengarahannya.
“Cara bertani padi secara SRI (System of Rice Intensification) selain untuk meningkatkan produksi padi dengan memanfaatkan bahan-bahan organik yang ramah lingkungan, relatif murah, mudah diperoleh, juga untuk memperbaiki struktur maupun kondisi lahan persawahan secara perlahan  dalam berkesinambungan. Artinya dengan ber SRI, kita bukan saja dapat mempertahankan tingkat produktifitas padi yang tinggi, tetapi juga memperbaiki struktur tanah sawah tambahnya.  Dulu masih segar dalam ingatan kita begitu mudah mendapatkan cacing atau pun belut sawah karena lahan sawah masih banyak humus dan subur tapi sekarang hal itu sudah sulit kita jumpai” kenang Bapak Edi Arman.
Pembakaran jerami yang masih sering dilakukan oleh para petani juga jadi perhatian khusus bagi Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tanah Datar tersebut dengan berharap agar petani tidak lagi melakukan pembakaran jerami karena kembalikanlah hak tanah untuk tanah, walaupun masih ada yang kesulitan untuk membuat pupuk kompos minimal dipotong dan  tebarkan kembali kesawah sebelum membajak.
Berbagai masalah pertanian khususnya mengenai SRI ini juga ditanyakan oleh beberapa Ketua Kelompok dalam forum tanya jawab yang dibuka. Semua mendapat jawaban yang lugas dan memuaskan dari para nara sumber.  Petani hanya merasa terbentur dan sedikit terkendala mengenai  pembelanjaan uang negara tersebut memang harus sesuai dengan prosedur dan ketentuan. Contohnya  pembelanjaan untuk alat yang harus sesuai dengan SNI (Standard Nasional Indonesia) dan harus sudah lulus uji rekomendasi dari Dinas Pertanian. Padahal selain dari Tractor juga dibutuhkan alat untuk pemotong jerami , namun alat ini tidak efektif dan efisien karena hanya mampu memotong jerami 25kg/jam maka untuk jerami yang dalam jumlah banyak tentu memakan waktu yang sangat lama, maka solusinya adalah menggunakan mesin pemotong rumput yang dimodifikasi sekian rupa sehingga kecepatan dan pengerjaannya sangat efektif sedangkan alat ini belum lagi mendapatkan rekomendasi dari Dinas pertanian.
Namun demikian pada akhir acara para Ketua kelompok Tani bersama PPL dan Dinas Pertanian sepakat untuk menyukseskan Program SRI ini di Tanah Datar.
By ZUL AMRI

Program SRI

      Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengembangkan program SRI (Sistem Rice of Intensification) di Kabupaten Tanah Datar. Pihak Kementan telah memberi kepercayaan kepada Kelompok tani Luak Paga Saiyo diantara 100buah Kelompok Tani lain di Tanah Datar untuk melaksanakan program SRI ini. Dana yang dikucurkan kepada para kelompok tani yang menerapkan program itu sebayak Rp 40 juta tiap kelompok yang diturunkan secara bertahap yaitu tahap I sebanyak Rp 17.400.000 untuk pembelian kompos dan benih, Tahap ke II untuk pembelian tractor dan mesin potong. Sedangkan pengawasan langsung dilakukan oleh Dinas Pertanian bersama Ketua Kelompok Tani  yaitu dalam hal ini oleh Ibuk Hermiati selaku PPL Nagari Batu Basa dan Zul Amri selaku Ketua Kelompok Tani Luak Paga Saiyo.
     Dengan adanya program tersebut diharapkan produksi padi terus meningkat. Lebih dari itu, tingkat kesuburan areal sawahpun bisa pulih seperti sedia kala karena penanaman padi dengan program SRI lebih ditekankan pada penerapan tekhonolgi pertanian yang ramah lingkungan dan meminimalisasi penggunaan pupuk unorganik.
     Jika dengan cara konvensional produktivitas sawah hanya menembus rata-rata 5 gabah kering pungut (GKP) ton per hektare, dengan SRI mampu menghasilkan 7 hingga 8 ton GKP per hektare. Bahkan ada yang menembus angka 12,5 ton GKP per hektare.
SRI merupakan salah satu teknologi yang dapat diandalkan untuk meningkatkan produktivitas. Di saat areal sawah semakin menyempit dan keasaman tanahnya semakin tinggi, SRI diharapkan bisa diterapkan oleh para petani di Kabupaten Tanah Datar
Dengan penanaman konvensional benih yang dipakai petani biasanya mencapai 25 Kg per hektere. Namun dengan SRI para petani cukup menyemai benih 5 Kg untuk satu hektare sawah.sedangkan penyemaian benih dengan SRI cukup dilakukan di atas nyiru atau baki. Setelah bulir padi berubah menjadi kecambah, petani bisa langsung menanamnya di atas petakan sawah,
     Jadi penanaman dengan sistim SRI sebenarnya tidak begitu jauh beda dengan tanaman padi biasa, perberaannnya terletak pada genggaman  atau jumlah tanam beberapa batang saja dalam satu rumpun yaitu sekitar 3-5 batang dan jarak penanaman 30-35cm. 

Kembali Tanam Padi Sebatang

     Kelompok Tani Luak Paga Saiyo - Batubasa kembali mendapat kepercayaan untuk melaksanakan Tanam Padi sebatang dengan dana bantuan dari Dinas Pertanian pada Musim Tanam 2011. Sebelumnya kelompok tani ini juga telah melaksanakan Tanam Padi Sebatang yang berhasil dengan sukses di lokasi sawah Pakan Tuo dengan pendapatan hasil panen melebihi dari biasa. Maka untuk kali ini Poktan Luak Paga Saiyo kembali melaksanakan namun pada area sawah yang berbeda dengan lokasi tetap di Sawah Pakan Tuo. Untuk melaksanakan ini Pemerintah Kabupaten Tanah Datar dari Dinas Pertanian Perkebunan Dan Kehutanan  telah mengeluarkan surat rekomendasi pencairan Bantuan sosial  berupa Bantuan Labor Lapangan SLPTS tanggal 30-09-2011 senilai Rp 2.995.000 (Dua Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Lima Ribu rupiah) yang ditanda tangani oleh Ir.Nelitya Yelda (Kepala bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanah Datar), Irdawati, Sp (Kepala UPT Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kecamatan Pariangan) dan Hermiati  (Peyuluh Pertanian Nagari Batu Basa).
Dana tersebut dianggarkan untuk: Biaya Pertemuan 8 kali = @125.000 = Rp 1.000.000 , Administrasi Rp245.000, Pupuk an organik Rp630.000, Pupuk organik Rp1020.000,  Kapur Rp100.000
Dengan Jadwalkan Pengolahan sebagai Berikut:
      Pegolahan Tanah I : 27 September 2011
      Pengolahan II        : 11 Oktober 2011
      Persemaian            : 4 Oktober 2011
      Tanam                    : 18 Oktober 2011
      Pemupukan            : 18 nOktober 2011
      Penyiangan I & II   : 25 Oktober-15 November 2011
      PHT                       : 15 November - 20 Desenber 2011
      Panen                     : 5 Januari 2011